Peran Dinas Kesehatan Cegah Stunting Melalui Intervensi Gizi Spesifik

    Peran Dinas Kesehatan Cegah Stunting Melalui Intervensi Gizi Spesifik

    PANDEGLANG, BANTEN, - Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang gencar melakukan sosialisasi pencegahan dan penurunan kekerdilan (Stunting) pada anak akibat kekurangan gizi.

    Program peningkatan gizi terhadap anak salah satu faktor penunjang generasi penerus bangsa yang sehat,  cerdas, kreatif dan produktif. Sehingga anak akan terlahir sehat, tumbuh dengan baik, yang tentunya harus pula didukung dengan pendidikan yang berkualitas.

    Baru - baru ini Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Pandeglang, berbincang - bincang bersama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Hj. Raden Dewi Setiani, Amd.Keb, S.sos, MA seputar peran Dinas Kesehatan dalam menangani gizi buruk, Jumat (24/06/2022).

    Dikatakan Dewi, Kekerdilan (stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya, ini terjadi karena kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

    Pencegahan anak kerdil (stunting) perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah, Pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat umum dan lainnya.

    Berdasarkan dokumen “Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting” yang disusun sebagai panduan untuk mendorong kerja sama antar lembaga untuk memastikan konvergensi seluruh program/kegiatan terkait pencegahan stunting.

    "Utamanya untuk meningkatkan cakupan dan kualitas intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif pada kelompok ibu hamil, ibu menyusui, anak usia 0-23 bulan atau rumah tangga 1000 hari pertama kehidupan, " tandas Kadinkes

    Lebih lanjut kata Kadis yang selalu akrab dengan insan pers menyebut, Intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan.

    Untuk tegas Dewi, melalui intervensi gizi spesifik dalam penurunan stunting, pihaknya telah melakukan langkah langkah sebagai berikut : 1. Pendataan kelompok sasaran (ibu hamil, ibu menyusui, remaja putri). 2. Pendataan kelompok sasaran (ibu hamil, ibu menyusui, remaja putri, WUS, anak usia 24-59   bulan). 3. Melakukan intervensi prioritas (Pemberian makanan tambahan ibu hamil, suplementasi tablet tambah darah, pemberian makanan tambahan bagi anak kurus, tatalaksana gizi buruk, pemantauan dan promosi edukasi), 4. Melakukan intervensi pendukung ( pemeriksaan kehamilan, suplementasi Vitamin A, imunisasi, MTBS, suplementasi zinc untuk pengobatan diare, suplementasi kalsium), dan 5. Melakukan intervensi prioritas sesuai kondisi tertentu (perlindungan dari malaria, pencegahan HIV, pencegahan kecacingan).

    Tidak hanya itu ungkap Dewi, pihaknya juga melalui Puskesmas melaksanakan Posyandu setiap bulan rutin untuk memantau status gizi bayi balita, pemantauan tumbuh kembang, pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan kehamilan, imunisasi, edukasi dan promosi kesehatan, dan pelayanan kesehatan lainnya.

    Ditempat terpisah, Sekertaris Dinas Kesehatan Hj. Eniyati, S.Tr.Keb, SKM, M.Kes menyampaikan, Prevalensi Stunting Kabupaten Pandeglang Berdasarkan RISKESDAS 2018: 39, 5%, SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) 2019: 34, 01%, SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) 2021: 37, 8%, EPPGBM (Elektronik Pemantauan Pertumbuhan Gizi Berbasis Masyarakat) tahun 2020: 21, 2%, EPPGBM tahun 2021: 13, 7%, EPPGBM tahun 2022: 11, 5%.

    Eniyati juga menjelaskan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang bersama puskesmas terus berupaya menyusun strategi dalam percepatan penurunan stunting diantaranya melalui inovasi kegiatan PANGLING ( Pandeglang Peduli Stunting), Gerakan  SARITA (Selasa Berseri Tanpa Anemia), yang dilakukan setiap hari Selasa di setiap sekolah SMP, SMA dan sederajat remaja putri minum TTD setelah sarapan, kemudian ada pemberian edukasi.

    Sedangkan untuk Gerakan SARITA SANTIK tambah Eniyati, yakni Selasa Berseri Tanpa Anemia Bersama Santriwati Cantik. Untuk gerakan ini, hampir sama dengan SARITA, hanya sasrannya adalah remaja putri yang ada di pondok pesantren baik modern maupun salafiah (Ponpes terpilih di Kecamatan Majasari, Menes dan Labuan).

    Selain itu ada kegiatan lainnya seperti, SEUPAN CAU singkatan dari Sehat Untuk Pandeglang Cegah Kematian Anak dan Ibu (Dinkes), RABU UNTUK IBU (setiap hari rabu bidan desa mengunjung ibu hamil), BERKAH yakni, Bersalin Kuat Aman dan Hidup, AKSI EMAK CERDIK: Aksi Edukasi Masyarakat CERDIK, dimana menjaga kebugaran tubuh dengan melakukan kegiatan senam bersama serta dilakukanya pemeriksaan kesehatan (TD, pemeriksaan gula darah, kolesterol dll). ***

    Pandeglang
    Andang Suherman

    Andang Suherman

    Artikel Sebelumnya

    Tugas Mulia Sang Bidadari Penyelamat Ibu...

    Artikel Berikutnya

    Lagi, Aksi Matel Rampas Motor Layaknya Begal...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    FKDT, MK2MDT dan FTPQ Pandeglang Isi Materi Pelatihan Kompetensi Pendidik MDTA dan TPQ di Kecamatan Cimanggu,Cibitung, Cibaliung dan Sumur
    Berikut Pentingnya Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Dalam Mendorong Investasi di Banten
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Polsek Pondok Gede Hadir di Peringatan Maulid Nabi, Jaga Kondusivitas Jelang Pilkada 2024 di Pondok Gede

    Ikuti Kami